Thursday, November 23, 2006

**updated version


Seringkali tibanya malam, aku bersendirian di jendela kamar melihat awan kelam berarak lembut di langit.. mengimbas kembali titik pertemuan kita dan saat-saat indah dahulu.. terundang pula seribu macam perasaan di dalam diri.. entah mengapa aku amat mengharapkan sapamu hari ini.. namun hanya kesepian yang datang menyambut rindu yang berkalang di hati.. tiada lagi suaramu memani aku di titian hari.

mungkin telah kau lupakan belaian jiwa yang mengering ini.. mungkin telah kau gadaikan potongan hati yang patah ini pada langit senja yang menjingga.. atau mungkin telah kau lemparkan sisa lara yang ternanam dalam jiwaku bersama hembusan bayu yang mengelilingi cakrawala malam..

aku cuba untuk memahami erti semua yang terlukis di langit malam.. namun aku terperangkap dalam kekeliruan.. aku pasrah.. biarlah saja masa dan takdir menentukan segalanya.. yang nyata hanya ada aku di sini sebagai saksi segala yang terjadi dalam sepi hati ini.. ditemani bintang-bintang yang sudi berkedip mesra kepadaku.. kedinginan malam telah membawaku pulang kembali ke realiti.. di mana hanya kekosongan yang bertamu.

ku renung potret kita yang dihias indah di tepi katilku.. aku hanya bisa tersenyum sayu sambil mengesat airmata yang berlinangan di pipi.. aku amat merinduimu.


~ Dalam diam diriku, masih ada rindu yang tersalut buatmu. Bagaimana pula nanti jika rindu tak tertanggung lagi? Mungkinkah terhapus semua kenangan itu? ~