Aku tidak mampu untuk duduk di sini lagi. Jiwaku kosong.
Ada berjuta perasaan yang ingin aku luahkan ke sini, namun bila kata demi kata yang terkeluar dari mindaku disusun dalam ayat, ianya berderai dan berkecai, sebagaimana perasaanku. Ia bertaburan dan kemudiannya terpelanting ditiup angin. Haruskah ia hilang?
Mungkin aku harus berhenti seketika. Untuk tegur pendirian dan untuk kenal kembali diri sendiri.
Sayang sekali, dikau tidak dapat melihat airmata yang aku tangisi.